Proyek Independen MBKM: Mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Manfaatkan Daun Kelor untuk Mengatasi Stunting di Desa Bojongrangkas

  • Aug 23, 2024
  • Admin Bojongrangkas_Ciampea

Proyek Independen MBKM: Mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Manfaatkan Daun Kelor untuk Mengatasi Stunting di Desa Bojongrangkas

Mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung kesejahteraan masyarakat melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Salah satu proyek independen yang menonjol adalah inisiatif penggunaan daun kelor sebagai solusi untuk mengatasi masalah stunting di Desa Bojongrangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.

Proyek ini dipimpin oleh Agung Syawaludin, seorang mahasiswa dari ITB-AD, yang memiliki kepedulian mendalam terhadap kesehatan dan gizi masyarakat. Stunting, atau kondisi kurang gizi kronis pada anak-anak yang menyebabkan pertumbuhan terganggu, masih menjadi masalah serius di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Desa Bojongrangkas. 

Melalui penelitian yang intensif, Agung menemukan bahwa daun kelor (Moringa oleifera) memiliki potensi besar sebagai sumber gizi tambahan yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan anak-anak yang mengalami stunting. Daun kelor dikenal kaya akan nutrisi, termasuk protein, vitamin, dan mineral, yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak dalam masa pertumbuhan.

Program ini tidak hanya berfokus pada penelitian, tetapi juga pada edukasi dan implementasi di lapangan. Agung bekerja sama dengan kader posyandu, bidan desa, dan pemerintah setempat untuk memberikan sosialisasi mengenai manfaat daun kelor serta cara pengolahannya yang benar agar mudah diterima dan dikonsumsi oleh anak-anak.

Dalam pelaksanaan, proyek ini telah menunjukkan dampak positif yang signifikan. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi yang baik semakin meningkat, dan penggunaan daun kelor sebagai bahan makanan tambahan telah mulai diterapkan dalam pola makan sehari-hari oleh beberapa keluarga di Desa Bojongrangkas.

Dengan keberhasilan awal ini, Agung Syawaludin berharap bahwa proyek independen ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dalam program MBKM dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. 

Ke depannya, program ini akan terus dikembangkan dengan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk peneliti dan praktisi gizi, untuk memastikan bahwa solusi yang ditawarkan dapat memberikan hasil yang optimal dan berkelanjutan.